Welcome to Global Smart Business

Welcome to Global Smart Business...

The smart informations for your business...

Thursday, July 22, 2010

Sempat Diusir, Busro Kini Punya 5 Resto

Referensi: Laporan wartawan KOMPAS Dwi Bayu Radius

BANDUNG, KOMPAS.com — Pada awalnya, Tabari Busro (45) hanya seorang pedagang nasi goreng keliling di Bandung, Jawa Barat. Ia menjajakan dagangannya dengan gerobak sewaan. Setelah bekerja keras sejak tahun 1983, ia kini memiliki usaha restoran Hidangan Laut (HDL) 293.

Kalau sudah akhir pekan, apalagi pada penghujung bulan, tamu membeludak sampai harus antre. "Mereka rela menunggu hingga 1,5 jam," kata Busro. Jumlah pengunjung di semua restoran HDL 293 dapat mencapai 1.500 orang per hari.

Jika hendak mencicipi menu HDL 293, restoran itu tersebar di Jalan Cilaki nomor 36, Bandung Indah Plaza, sebuah tenda di Jalan Cilaki, Jalan Cilember nomor 293 A Cimahi, dan Jalan Cilaki Nomor 67. Menu di HDL 293 terdiri lebih dari 200 makanan dan sekitar 30 minuman. Menu favorit di HDL 293 yakni kepiting asap saos padang seharga Rp 100.000 per porsi dengan berat sembilan ons.

Akan tetapi, jangan membayangkan harga semua menu di HDL 293 mahal. Restoran itu juga menyediakan menu dengan harga mulai Rp 10.000 per porsi. "Suasana HDL 293 selalu ramai dengan tamu kalangan bawah hingga atas karena harganya relatif terjangkau," kata Busro.

Berkat HDL 293 pula Busro bisa memiliki bangunan untuk usahanya yakni di daerah Cimindi, Cimahi, pada tahun 1998. Tempat usaha kedua di Jalan Cilaki nomor 36 dimiliki pada tahun 2006, disusul di Jalan Cilaki nomor 67, sekitar empat bulan lalu.

Busro juga mampu menunaikan ibadah haji pada tahun 2005. Ia sendiri saat ini tinggal di sebuah rumah di Sadang Serang, Bandung, yang dia beli pada tahun 1990. Padahal, Busro dulu pernah diusir berjualan di tempat lamanya, Jalan Diponegoro, Bandung.

"Saya lalu memindahkan tendanya ke Jalan Cilaki. Di sana, saya dikasih tempat yang sangat sempit, hanya sembilan meter persegi," katanya. Penjualan pun sempat anjlok. Selama empat bulan berikutnya, tenda Busro sepi. Hanya sekitar 30 orang per hari yang datang.

"Kemudian, saya bikin menu yang lebih bervariasi terutama untuk hidangan laut. Syukurlah, lama-lama, pengunjung yang datang banyak juga," tuturnya.

No comments:

Post a Comment

Kindly Please sent the comment here!